Sejarah Perkembangan Model Atom
1.
Model
Atom Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton
mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan
hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total
zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil
reaksi". Sedangkan Prouts menyatakan bahwa "Perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua hukum tersebut
Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari
materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal
yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda
untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk
senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan
atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan
model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut
ini:
Model Atom Dalton seperti bola pejal
Kelebihan Model Atom Dalton
Mulai membangkitkan minat terhadap
penelitian mengenai model atom
Kelemahan Model Atom Dalton
Teori atom Dalton tidak dapat
menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin
bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang
bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Model Atom
Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode
yang lebih baik oleh William Crookers,
maka J.J. Thomson meneliti lebih
lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan
partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:
"Atom merupakan bola pejal yang
bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron"
Model atomini dapat digambarkan
sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan
elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada
model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom
Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Percobaan
Sinar Katode
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom
Thomson
Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
3.
Model
Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang
muridnya (Hans Geigerdan Erners
Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ)
terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa,
yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar
sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya
bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul
merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan
dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa
apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka
sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°),
tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang
terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal,
karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap
sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel
yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang
menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa
akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter,
maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran
atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang
didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang
dikenal dengan Model Atom Rutherford
yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Model atom Rutherford dapat
digambarkan sebagai beriukut:
Percobaan Rutherford
Kelebihan Model Atom Rutherford
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun
dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti
Kelemahan Model Atom Rutherford
Tidak dapat menjelaskan mengapa
elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti
dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda
ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali
tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya
akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal
memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan
lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
4.
Model
Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika
Denmark bernama Neils Bohr
memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum
atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron
dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom
hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori
kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu
yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal
sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan
melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam
lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam
bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari
satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini,
sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE
= hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan
memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum
sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏,
dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr,
elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang
disebut kulit elektron atau
tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang
terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin
tinggi tingkat energinya.
Percobaan Bohr
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan
model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack
atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan
model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack
5.
Model
Atom Modern
Model
atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak
mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah
ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron
dalam tiga dimensi.
Persamaan
Schrodinger
Model
atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model
atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
Awan
elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi
yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama
tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
ARTIKEL
TENAGA NUKLIR INTERNASIONAL
Nuklir
berasal dari bahasa latin yang merupakan nucleus yang berarti inti. Yang
di maksud di sini adalah, dalam reaksi nuklir melibatkan inti atom dimana inti
atom tersusun atas neutron dan proton, tidak seperti reaksi kimia yang
hanya melibatkan electron saja. Reaksi nuklir adalah sebuah proses dimana dua
nukleus atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda
dari produk awal.
Reaksi
nuklir itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom
baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Contoh
reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi dihampir semua inti bintang di
alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak
terkendali. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma
yang sagat berbahaya bagi manusia. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi
fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium,
Tritium). Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan
inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih
kecil, serta radiasi elektromagnetik. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata
nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Unsur yang sering digunakan dalam
reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239,
Uranium-235).
Plutonium-239
dan Uranium-235 yang digunakan merupakan isotop, yaitu atom yang memiliki
jumlah proton sama tetapi jumlah neutronnya berbeda. Maka Plutonium memiliki
nomor atom 239. Berbeda dengan yang ditampilkan table periodic unsure, bahwa
Plutonioum memiliki nomor atom 242, merupakan nuklida, memiliki jumlah proton
dan neurton yang sama dalam satu inti.
Plutonium
dan Uranium memiliki nomor atom yang besar, dan unsure ini memancarkan radiasi.
Radiasi itu sendiri merupakan pancaran energy dari suatu materi dalam bentuk
cahaya/foton (gelombang elektromagnetik atau partikel) dan panas. Adapun
radioaktifitas Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar alpha,
beta, gamma yang menyertai proses peluruhan inti. Radiasi tidak dapat dideteksi
oleh indra manusia, dan dapat menembus materi, radiasi juga mengubah sifat
fisika dan kimia dari suatu materi yang dilewati.
Kita mengenal bahwa gelombang elektromagnetik
berupa gelombang radio (λ 104 meter dan 105 Hz) sampai
sinar gamma (λ 10-13 meter dan 1021 Hz). Namun radiasi
memancarkan sinar yang memiliki panjang gelombang 10-13 meter (λ)
dan frekuensi 1021 Hz, atau kita kenal sebagai sinar gamma.
Sinar
radiasi itu juga dibagi menjadi tiga. Yang pertama yaitu sinar alfa (α).
Sinar alfa merupakan radiasi partikel bermuatan positif (dalam medan listrik
dapat dibelokkan ke arah kutub negatif). Memiliki daya tembus kecil (daya
jangkau 2,8 – 8,5 cm dalam udara), dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya.
Sinar alfa ini dapat menyebabkan satu atau lebih elektron suatu molekul lepas,
sehingga molek ul berubah menjadi ion (ion positif dan elektron) per cm bila
melewati udara. Radiasi alfa yang berasal dari sumber – sumber di luar tubuh
bukan merupakan sebuah bahaya. Namun akan menjadi bahaya jika isotop -isotop
pemancar alfa tersebut terendap secara internal (di dalam tubuh) seperti
terhirup, tertelan, atau bahkan terserap ke dalam aliran darah. Sehingga tidak
ada lagi shielding effect dari lapisan terluar kulit yang mati, dapat
menyebabkan radiasi alfa tersebut dihamburkan pada jaringan hidup, sehingga
dapat menyebabkan toksin yakni dapat menimbulkan resiko kanker, khususnya
setelah diketahui bahwa radiasi alfa dapat menyebabkan kanker paru – paru
ketika sumber radiasi alfa tak sengaja terhisap.
Adapun sinar
beta (β) yang merupakan radiasi partikel bermuatan negative yang identik
dengan electron (dalam medan listrik dibelokkan ke arah kutub positif). Sinar beta
ini bermassa sangat kecil, yaitu 5,5 x 10-4 satuan massa atom atau
amu. Memiliki daya tembus yang jauh lebih besar daripada sinar alfa (dapat
menembus lempeng timbel setebal 1 mm), daya ionisasinya lebih lemah dari sinar
alfa. Penyinaran langsung dari partikel beta merupakan tidakan berbahaya karene
emisi dari pemancar beta yang kuat bisa memanaskan atau bahkan membakar
kulit.Namun masuknya pemancar beta melalui penghirupan dari udara menjadi
perhatian yang serius karena partikel beta langsung dipancarkan ke dalam
jaringan hidup sehingga bisa menyebabkan bahaya di tingkat molekuler yang dapat
mengganggu fungsi sel. Karena partikel beta begitu kecil dan memiliki muatan
yang lebih kecil daripada partikel alfa maka partikel beta secara umum akan
menembus masuk ke dalam jaringan, sehingga terjadi kerusakan sel yang lebih
parah.
Yang ketiga Sinar gama, merupakan
radiasi gelombang elektromagnetik, sejenis dengan sinar X, dengan panjang
gelombang pendek, tidak memiliki massa, memiliki daya tembus sangat kuat
(dapat menembus lempeng timbel setebal 20 cm), daya ionisasinya paling lemah,
tidak bermuatan listrik, oleh karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan
listrik. Radiasi gamma dapat menyebabkan kanker, misalnya kanker kulit dan
tulang, Rusaknya jaringan sel tubuh, dan Mutasi genetik sehingga mempengaruhi
generasi yang akan lahir, hal ini di sebabkan DNA (protein pembawa sifat)
dilalui oleh radiasi yang memliki kemampuan mengubah sifat fisika dan kimia
dari suatu materi yang dilewati.
Dalam reaksi nuklir, energy yang
besar turut terlibat di dalamnya. Energi nuklir berasal dari energi yang
diserap atau dilepas ketika terjadi reaksi inti. Secara umum, energi nuklir
dapat dihasilkan melalui dua cara, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan
penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Reaksi fisi terjadi jika sebuah
inti atom yang lebih berat ditumbuk oleh partikel lain (misalnya neutron)
sehingga terbelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel
lain. Proses ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi
berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam
waktu singkat. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan.
Kita sering mendengar istilah “bom
nuklir”, Bom nuklir merupakan bom yang memiliki daya ledak yang besar.
Ledakannya berasal dari peristiwa-peristiwa pembelahan (fisi) dan penggabungan
(fusi) inti-inti atom. Efek yang ditimbulkannya merupakan akibat pelepasan
energi yang sangat besar dan dalam waktu yang sangat singkat. Bom nuklir dibagi
menjadi 2, yaitu: bom atom dan bom hidrogen. Bom atom adalah bom yang berasal
dari pembelahan inti atom yang berlangsung dengan reaksi berantai. Sedangkan
bom hidrogen adalah bom yang mendapatkan tenaga dari fusi inti-inti atom
hidrogen berat (deutron). Reaksi penggabungan ini memerlukan suhu yang sangat
tinggi untuk memulainya. Untuk itu, pada bom hidrogen digunakan bom atom kecil
untuk mengawalinya.
Dalam reaksi
nuklir, terdapat reactor sebagai tempat untuk terjadinya reaksi nuklir,
penyimpanan dan penanganan laangsung terhadap bahan bakar nuklir. Di dalam
reactor nuklir itu sendiri tersusun atas 6 komponen dasar, yang meliputi:
1.
Bahan bakar
nuklir
2.
Moderator
3.
Reflektor
4.
Pendingin
5.
Batang
kendali
6.
Perisai
Bahan bakar
nuklir berupa Uranium (U-235) yang di tambang dari alam. Energi 20 gr uranium
ekivalen dengan 2,25 ton batubara. Penambangan dan Penggilingan Uranium
ditambang melalui teknik terbuka (open cut) maupun teknik terowongan
(underground) tergantung pada kedalaman batuan uranium yang diketemukan. Biji
uranium hasil penambangan selanjutnya dikirim ke pabrik pengolah bijih yang
umumnya berada di dekat tambang. Di pabrik ini, bijih uranium dihancurkan
secara mekanik, dan kemudian uranium dipisahkan dari mineral lainnya melalui
proses kimia menggunakan larutan asam sulfat. Hasil akhir dari proses ini
berupa konsentrat uranium oksida (U3O8) yang sering disebut kue kuning atau
“Yellow Cake”.
Selanjutnya dilakukan konversi untuk pembuatan bahan bakar
nuklir adalah proses pemurnian dan konversi Yellow Cake menjadi serbuk uranium
dioksida (UO2) berderajat nuklir. UO2 ini kemudian dikonversi lagi ke
dalam bentuk gas uranium hexafluoride (UF6)
Setelah
dalam bentuk uranium hexafluoride, bahan bakar tersebut mengalami proses
pengayaan. Pengayaan
adalah proses meningkatkan kadar U-235 dalam bahan
bakar uranium dari 0,7% (kadar U-235 dalam uranium alam) menjadi sekitar 3 – 5%
atau lebih. Ada dua metode yang secara komersial digunakan untuk proses
pengkayaan uranium, yaitu metode difusi gas dan metode sentrifugasi gas. Kedua
metode ini pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama, yaitu beda berat antara
atom U-238 dan atom U-235.
Fabrikasi Bahan Bakar, diawali dengan proses konversi
UF6yang telah diperkaya (keluaran pabrik pengayaan) menjadi serbuk uranium
dioksida (UO2) yang kemudian dibentuk menjadi pil-pil (pelet) silinder melalui
pengepresan dan diteruskan dengan pemanggangan dalam suasana gas hidrogen pada
temperatur tinggi (1700oC) hingga membetuk pelet UO2berderajat
keramik yang rapat dan kuat. Pelet-pelet UO2yang memenuhi
persyaratan kualitas kemudian dimasukkan ke dalam sebuah selongsong dari bahan
paduan zirconium (zircalloy).Setelah kedua ujung selongsong ditutup dan dilas,
batang bahan bakar (fuel rod) disusun membentuk suatu perangkat bakar (fuel
assembly).Setelah proses fabrikasi, perangkat bakar nuklir di masukkan ke dalam
teras reaktor. Susunan perangkat bakar (fuel assembly) inilah yang membentuk
struktur inti atau teras reaktor (reactor core). Dalam teras reaktor, U-235
mengalami reaksi fisi dan menghasilkan
panas dalam sebuah proses berkesinambungan yang
disebut reaksi fisi berantai. Di dalam teras reaktor, sejumlah U-238 akan
menyerap neutron hasil reaksi fisi dan berubah menjadi plutonium
(Pu-239).Setengah dari plutonium yang dihasilkan juga mengalami reaksi fisi dan
menghasilkan sepertiga dari energi total reaktor. Untuk mempertahankan kinerja
reaktor, sekitar sepertiga dari bahan bakar yang digunakan di dalam teras harus
diganti dengan bahan bakar baru setiap satu tahun atau setiap 18 bulan.
Dari
penjelasan di atas tentunya kita lebih mengenal tentang nuklir. Nuklir itu
sendiri di Indonesia dimanfaatkan untuk PLTN dengan reactor air tekanan (RAT).
Pada PLTN jenis RAT, energy kalor yang begitu besar dari reaksi fisi (eksoterm)
akan digunakan untuk memanaskan air, dan menghasilkan uap bertekanan tinggi
yang digunakan untuk memutar turbin. Selanjutnya uap akan didinginkan kembali
oleh air laut yang di pompa ke system condenser. Setelah uap didinginkan
dan menjadi air, maka air tersebut akan dipompa ke reactor untuk di
panaskan kembali. Proses tersebut terus berlangsung secara berulang-ulang.
Sayangnya
peradigma yang beredar di masyarakat tentang nuklir cenderung negative. Nuklir
dipandang sebagai momok yang mengerikan. Sebenarnya hal itu tidak perlu
terjadi karena nuklir itu sendiri sangat bermanfaat, jika ditangani dengan
benar. Paradigma ini harus segera di ubah, karena rasa takut masyarakat
terhadap nuklir menghambat laju pembangunan PLTN. PLTN di tolak oleh masyarakat
karena takut lingkungan mereka tercemar dan mengkibatkan kerugian yang cukup besar.
Apabila lingkungan anda cukup dekat dari daerah pengembangan nuklir, anda bisa melakukan pencegahan dari paparan radiasi dengan mengenakan masker untuk menutup mulut dan hidung, yakni berupa kain, handuk atau saputangan basah, guna mencegah terhirupnya substansi radioaktif. Kulit juga sebaiknya diupayakan sesedikit mungkin terekspos udara. Sekembalinya dari luar ruangan, sebaiknya mengganti pakaian serta mencuci tangan dan muka. Hindari meminum air sumur dan makanan yang telah ditinggalkan di luar ruangan, dan menjauhi daerah limbah radioaktif.
Apabila lingkungan anda cukup dekat dari daerah pengembangan nuklir, anda bisa melakukan pencegahan dari paparan radiasi dengan mengenakan masker untuk menutup mulut dan hidung, yakni berupa kain, handuk atau saputangan basah, guna mencegah terhirupnya substansi radioaktif. Kulit juga sebaiknya diupayakan sesedikit mungkin terekspos udara. Sekembalinya dari luar ruangan, sebaiknya mengganti pakaian serta mencuci tangan dan muka. Hindari meminum air sumur dan makanan yang telah ditinggalkan di luar ruangan, dan menjauhi daerah limbah radioaktif.
Limbah gas
dapat berasal dari tambang uranium, pabrik pengolahan-pemurnian-konversi
uranium, operasi reaktor nuklir, dll. Hal yang patut diperhatikan dalam
pembuangan limbah radioaktif gas adalah aktivitas yang dibuang, bukan
konsentrasinya.Efek dari jumlah aktivitas yang dibuang tergantung pada lokasi,
tinggi cerobong gas, arah, dan kecepatan angin.
Berdasarkan
standar IAEA, limbah radioaktif gas diklasifikasikan menjadi :
·
Kategori 1
: efluen gas yang mengandung radionuklida dengan konsentrasi ≤ 10-10
Ci/m3. Gas ini biasanya tidak perlu diolah, langsung dibuang menuju
cerobong.\
·
Kategori 2 :
efluen gas dengan konsentrasi lebih dari 10-10 Ci/m3 dan
≤ 10-6 Ci/m3. Gas ini dilewatkan saringan terlebih dahulu
kemudian dilepas ke cerobong.
·
Kategori 3
: efluen gas dengan konsentrasi lebih tinggi dari 10-6 Ci/m3.
Sebelum dibuang melalui cerobong, gas ini perlu diolah dengan teknik khusus
(scrubbing, filtrasi, dll.)
Limbah
radioaktif padat dipandang dari radiasi yang dipancarkan terbagi menjadi :
·
Limbah
radioaktivitas rendah. Limbah jenis ini dipisahkan menjadi:
-
Limbah bebas
dari kontaminasi. Contohnya : baju, alat tulis yang berasal dari daerah laboratorium/aktif.
-
Limbah yang
terkontaminasi oleh radionuklida pemancar beta/gamma dengan aktivitas rendah
dan yang terkontaminasi oleh radionuklida pemancar alfa. Limbah tersebut adalah
perlengkapan yang terkena langsung dengan radionuklida tersebut.
·
Limbah
radioaktivitas tinggi. Menurut standar IAEA, limbah radiaktif padat dengan
aktivitas tinggi diklasifikasikan menjadi :
- Golongan I:
Limbah ini dapat diabaikan, laju dosis radiasi pada permukaan tidak lebih dari
0,2 R/jam. Dapat ditangani dan diangkut tanpa tindakan pengamanan tertentu.
- Golongan II:
Limbah ini dapat diabaikan, laju dosis radiasi pada permukaan lebih besar dari
0,2 R/jam dan kurang dari 2 R/jam. Dapat diangkut dalam wadah sederhana
berpenahan radiasi berupa lapisan beton atau timbal.
- Golongan
III: Limbah radioaktif yang dapat diabaikan, laju dosis radiasinya lebih dari 2
R/jam. Dapat diangkut dan ditangani dengan tindakan pengamanan tertentu
- Golongan IV:
Limbah radioaktif padat dengan pemancar alfa yang tidak dapat menimbulkan
kekritisan dan pemancar beta dan gamma yang dapat diabaikan. Aktivitasnya
dinyatakan dalam Ci/m3.
Menurut
standar IAEA, limbah radioaktif cair diklasifikasikan menjadi :
·
Golongan I:
Konsentrasi radionuklida sama atau lebih rendah dari 10-6 Ci/m3.
Tidak diolah dan langsung dibuang ke lingkungan.
·
Golongan
II: Limbah radioaktif dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 10-6
Ci/m3 dan sama atau lebih rendah dari 10-3 Ci/m3.
Diolah dengan metode biasa (evaporasi, penukar ion, dan secara kimia) dan tidak
diperlukan penahan radiasi untuk peralatan.
·
Golongan
III: Limbah radioaktif dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 10-3
Ci/m3 dan sama atau lebih rendah dari 0,1 Ci/m3. Diolah
dengan metode biasa (evaporasi, penukar ion, dan secara kimia) dan diperlukan
penahan radiasi untuk peralatan.
·
Golongan IV:
Limbah radioaktif dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 0,1 Ci/m3
dan sama atau lebih rendah dari 104 Ci/m3. Diolah dengan
metode biasa (evaporasi, penukar ion, dan secara kimia) dan diperlukan penahan
radiasi untuk peralatan.
·
Golongan V:
Limbah cair dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 104
Ci/m3. Sebelum diolah, disimpan, dan diperlukan pendinginan.
Klasifikasi
limbah radioaktif berdsarkan tingkat aktifitasnya:
a.
Limbah
radioaktif tingkat rendah adalah limbah radioaktif dengan aktivitas di atas
tingkat aman (clearance level) tetapi di bawah tingkat sedang, yang tidak
memerlukan penahan radiasi selama penanganan dalam keadaan normal dan
pengangkutan.
b.
Limbah radioaktif tingkat sedang
adalah limbah radioaktif dengan aktivitas di atas tingkat rendah tetapi di
bawah tingkat tinggi yang tidak memerlukan pendingin, dan memerlukan penahan
radiasi selama penanganan dalam keadaan normal dan pengangkutan.
c.
Limbah radioaktif tingkat tinggi
adalah limbah radioaktif dengan tingkat aktivitas di atas tingkat sedang, yang
memerlukan pendingin dan penahan radiasi dalam penanganan pada keadaan normal
dan pengangkutan, termasuk bahan bakar nuklir bekas.
Secara umum, tahapan dari pengelolaan limbah radioaktif PLTN
dimulai dengan melakukan pemilihan/pengklasifikasian limbah radioaktif hasil
proses produksi energi nuklir berdasarkan jenisnya untuk kemudian diolah dan
dikondisioning di instalasi pengolahan limbah radioaktif.Limbah yang sudah
terkondisioning kemudian disimpan di dalam fasilitas penyimpanan
sementara.Waktu penyimpanan di fasilitas ini berbeda-beda, bergantung kepada
kebijakan di masing-masing negara.Setelah itu, limbah yang telah
terkondisioning tersebut kemudian disimpan lestari di dalam repositori yang
sesuai.
Selain
dimanfaatkan untuk PLTN nuklir juga dimanfaatkan untuk kepentingan medis,
pengembangan tanaman, dan penentuan umur fosil. Dalam pengembangan
tanaman digunakan teknik nuklir untuk menciptakan tanaman dengan varietas
unggul dan menggunakan rekayasa kimia untuk pemberantasan hama.
Adapun C-14 yang merupakan isotop yang
digunakan untuk mengindikasikan umur fosil atau artefak. Teknik ini menggunakan
nuklir, khususnya bagi para arkeolog.
Manfaat medis meliputi sterilisasi radiasi, karena lebih sempurna dalam mematikan
mikroorganisme, tidak meninggalkan residu bahan kimia, alat tidak mungkin
tercemar bakteri lagi karena dikemas dulu baru disetrilkan. Terapi tumor
atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan
radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh
radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah
rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut. Penentuan
Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer. Dilakukan dengan cara menyinari
tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X.Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh
komputer yang dipasang pada suatu alat dengan nama bone densitometer. Teknik
ini sangat bermanfaat guna membantu mendiagnosis pada kekeroposan tulang
(osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause (mati haid).
Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt) Terapi radiasi dengan
menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama
dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Dengan menggunakan pesawat pemercepat
partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi
kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang
akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan
dosis yang tepat pada target. Teknik Pengaktivan Neutron. Teknik nuklir ini
dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk
unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr,
F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb).Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang
tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi.
Referensi :